Wednesday, January 27, 2010

I JUDGE.

Aku termasuk orang yang banyak menghakimi, menilai, memberi label terhadap orang lain, sering kali. Aku termasuk orang yang tidak terlalu setuju dengan quote ‘Jangan menilai orang dari penampilan, dari cara bicara, dari status update atau tweet’ Kenapa? karena aku suka menilai, dan dari penampilan, cara bicara dan tweet itulah biasanya penilaianku bersumber.

Orang-orang yang aku beri label biasanya berasal dari anyak kalangan. Teman (well, ini ‘teman’ yang tidak terlalu ‘teman’), orang asing, anak fakultas sebelah, enior/junior, bahkan artis. Dan biasanya kegiatan pemberian label ini berakhir dengan rasa tidak suka, ya aku negative judger, orang yang suka menilai dan memberi label negatif pada orang lain. Dan aku, kalo sudah gak suka sama orang, akan susah merubahnya ke suka.

Ada seorang yang sudah hampir 5 tahun ini aku beri label ‘orang yang aku tidak suka, sifatnya bikin males dan cara bicaranya bikin pengen balik ngatain dia’. Fisiknya oke, manis, over all orangnya juga baik, tipe-tipe feminim lembut. Tapi biasanya hal ini selalu aku abaikan karena sekali lagi, aku negative judger.

Akhir-akhir ini aku beri dia label baru ‘tidak berpendirian’. (Hey, aku saja masih suka dipengaruhi orang lain, ini malah kasih label ke orang, manusia sekali!) Alasannya? Karena dia sebentar ngomong gak mau ini, eh besoknya malah ngelakuin. Sebentar ngeluarin statement kayak gini, besoknya malah ganti ke sebaliknya. Dan semuanya, dipengaruhi sama lingkungan.

Kalo mau dipikir jernih, banyak dari dia yang sebenernya baik, keadaannya, takdirnya, kuliahnya, yang bikin aku iri. Dan mungkin karena rasa iri inilah, aku sering mencari kesalahan dia dan jadinya gak suka. Dan rasa gak suka ini yang bikin aku perhatian banget sama dia, sampe ngebacain blognya (no, I’m not following her!) dan menemukan satu hal yang bikin aku merasa bersalah dan bingung karena kasih banyak label sama dia.

Dia sakit. Lumayan parah. Dan walaupun sakitnya gak bikin hidupnya berkurang lebih cepet, tapi gak bisa disembuhin. Dia cerita kalo sakitnya itu bikin dia harus sering bolak balik rumah sakit, terapi terus-terusan, minum obat yang banyak dan sayangnya, walaupun dia udah ngejalanin itu semua, sakitnya masih gak hilang. Bikin dia minder dan lumayan dijauhin sama temen-temennya dulu.

Gak bakal cerita banyak tentang penyakitnya, tapi over all kayak gitu. Yang mau diceritain sekarang, akunya, mau gimana. Seringkali nyadar kalo judging itu gak perlu, bikin susah, capek, dan pengen memaklumi aja sama keanehan orang, yaa walaupun aku gak suka. Tapi gak tau kenapa, selalu aja rasa bener sendiri, membela diri muncul, dan bilang kalo orang yang kayak gitu emang harus dilabelin, toh buktinya bukan cuma aku yang gak suka dan ngelabelin. Yah, namanya manusia (Nah lho, mencoba membela diri lagI!)

Yah, cukup dibaca aja ceritanya, jangan diambil pusing, biar aku aja yang pusing. Mohon doanya aja, biar aku dimudahkan buat menerima kalo aku salah (ini susah lho!) dan perasaan selalu membela diri tidak pada tempatnya itu hilang. Masalah saya masih atau tidak lagi menilai, menghakimi atau memberi label ke orang lain itu urusan belakangan. Karena sangat susah buat aku untuk tidak menilai orang, mungkin sampai seterusnya pun tetap begitu.

Yes, I judge. And I’m not the only one.

No comments:

Post a Comment